Kamis, 20 Juni 2019



TIGA TAHUN KATASAPA, GAIRAH BARU PURBALINGGA

Oleh : Agustav Triono

Dunia seni di Purbalingga, khususnya teater dan sastra saat ini sedang bergairah kembali. Kegairahan tersebut tak lepas dari terbentuknya sebuah komunitas yang mewadahinya. Komunitas ini adalah Komunitas Teater dan Sastra Perwira (KATASAPA) Purbalingga. Kegelisahan adalah awal dari alasan terbentuknya komunitas ini. Mungkin selama ini di tlatah Banyumas Raya hanya Purwokerto(Banyumas) dan Cilacap saja yang komunitas teater dan sastranya yang bergairah dan aktif. Karena disana ada kampus (?) Lalu bagaimana di Purbalingga? Kalau bicara teater mungkin ada, tapi kebanyakan hanya bergerak di lingkup sempit sajasemisal teater pelajar di sekolah. Ada juga yang berkesenian secara sendiri. Ada juga yang lebih banyak ikut meramaikan di Banyumas. Kenapa tidakbersama menggali potensi wong Purbalingga sendiri? kenapa tidak berkesenian ( teater dan sastra) di Purbalingga saja? Kenapa tidak membuat event seni di Purbalingga saja?Bolehlah berkesenian sampai luar kota tapi ironis bila kota sendiri malah sepi. Kegelisahan-kegelisahan itulah yang muncul dari Ryan Rachman, Trisnanto Budidoyo, dan saya yang kemudian mengajak teman-teman lain (Lupus, Guyub, Rone, Gaman, dan Vandi) yang semasa kuliah aktif di teater kampus Purwokerto dan juga beberapa pegiat seni Purbalingga untuk melebur dalam KATASAPA.
Bertemunya saya dan Ryan Rachman yangsemasa kuliah aktif berkecimpung di kesenian Banyumas dan sekarang tinggal di Purbalingga seperti tumbu ketemu tutup, jadi klop. Ajakan Ryan yang kemudian menggandeng Trisnanto Budidoyo, seniman asli Purbalingga semakin meneguhkan komunitas ini. Ada banyak pegiat seni Purbalingga yang juga ikut bergabung seperti Windu Setyaningsih (penyair), Teguh Purwanto (pegiat seni dan sosial), Mey Nurlela dan Arto Wibowo (pegiat sastra), Ridho (aktor teater), Asha Sucita (mahasiswi sastra),  Sudalmi (guru seni budaya), Banar Sejati (guru bahasa Indonesia) dan beberapa nama lain.
Melalui beberapa pertemuan di awal bulan Februari 2016, kami berembug untuk pentas teater di Purbalingga. Latihan pun berjalan beberapa kali, namun dikarenakan kesibukan masing-masing anggota dengan aktivitasnya masing-masing pentas tersebut tertunda. Perlu diketahui latar belakang anggota KATASAPA bermacam-macam dari guru, wartawan, swasta, wiraswasta, mahasiswa, hingga anggota KPU dan Bawaslu. Mungkin alasan klise karena sibuknya pekerjaan, tapi dari beberapa anggota sadar bahwa berkesenian adalah sambendisela-sela pekerjaan dan keluarga. Berkesenian adalah hiburan untuk sekadar melepas lelah dan penat. Tapi berkesenian adalah juga sebisa mungkin memberikan sesuatu, menyampaikan nilai positif, menyampaikan hal-hal kebaikan kepada orang lain. Dengan alasan itulah kami pun mencoba untuk berikhtiar dan konsisten untuk menggebrak seni sastra dan teater di Purbalingga.
Hingga akhirnya pada tanggal 28 April 2016 kami menggelar event sastra yang pertama “Purbalingga Membaca Chairil Anwar” di GOR Mahesa Jenar, Purbalingga. Panggung terbuka yang berada di kawasan kuliner Jalan Mayong, malam itu penuh dengan peminat sastra dan seni pada umumnya. Tidak hanya pembacaan puisi saja, Ryan Rachman selaku Ketua KATASAPA juga mengajak anak asuhnya dari desa Bumisari, kecamatan Bojongsari, Purbalingga  untuk membuka acara tersebut dengan pementasan Tari tradisional. Beberapa penonton bahkan berasal dari kabupaten Banyumas dan Banjarnegara, mereka ingin menyaksikan gumregahnya kembali kesenian Purbalingga sekaligus bersilaturahmi. Sebab menurut beberapa penikmat seni, acara-acara semacam itu hanya ramai pada tahun 1990an.
Gelaran KATASAPA yang pertama tersebut melecut teman-teman untuk terus berkesenian. Menyusul kemudian pergelaran-pergelaran seni lainnya yaitu Ngaji Budaya (2016), Road Show Puisi Memo Anti Terorisme (2017), Lomba Baca Puisi dan Parade Baca Puisi (2017), Penerbitan dan launching Antologi Cerkak “Pedhut neng Gunung Slamet” (2017), Pentas Teater "Gendera Neng Ngarep Umah " karya Agustav Triono (2018). Pentas Teater Dua Generasi bersama Teater Brankas (2018), Musikalisasi Puisi Kopi (2018),Diskusi Cerpen Bersama sastrawan Yanusa Nugroho (2018),  Pentas Teater “Pilihan” karya Agustav Triono (2019), dan Dramatisasi Puisi “Sajak Sebatang Lisong” karya WS.Rendra (2019) . Pergelaran dan event seni tersebut ada yang diselenggarakan KATASAPA sendiri dan ada juga yang bekerja sama dengan pihak lain (Karang Taruna, MGMP Bahasa Jawa, KPU, Bawaslu, Polres dll). Kami sadar dengan keterbatasan kami sebab sebagai komunitas yang baru perlu membuka diri seluasnya. Juga niat awal kami untuk bersama-samadengan komunitas lain membangun iklim berkesenian di Purbalingga.
Efek dari tiga tahun konsistensi KATASAPA bergiat di wilayah seni sastra dan teater membuat kami cukup dikenal, hingga tawaran untuk mengisi acara juga berdatangan. Beberapa pentas musikalisasi, dramatisasi dan pembacaan puisi dari KATASAPA pun sering mengisi acara dari komunitas lain seperti CLC Purbalingga, Komunitas Kopi Purbalingga, Komunitas musik serta Komunitas lain. Selain itu beberapa dari anggota juga sering diminta untuk menjadi juri maupun jadi pembicara di event sastra dan teater.Karya puisi dan cerpen anggota KATASAPA juga sering menghiasi media massa dan juga terlibat dalam buku antologi bersama sastrawan lain. Hal tersebut tidak membuat kami menjadi jumawa. Kami bahkan menyadari bahwa kami belumlah apa-apa, sebab masih banyak hal yang harus dilakukan, masih banyak sisi potensi yang belum digali, dan masih banyak rencana-rencana kedepan yang belum teralisasi. Komunitas yang sering berkumpul di GOR Mahesa Jenar ini, di tahun 2019 berusia tiga tahun. Tiga tahun belumlah apa-apasebab masih mencari bentuk-bentuk penjelajahan dalam berkesenian. KATASAPA hanyalah rintisan agar teman-teman pegiat lain bersama meramaikan kembali jagad perteateran dan persastraan di Purbalingga. Harapannya adalah sastra dan teater di bumi Perwira, Purbalingga ini kian berkembang dan setara dengan kota-kota lain yang lebih dulu dikenal maju seni sastra dan teaternya. Semoga.

Agustav Triono, Pegiat sastra dan teater. Sekretaris Komunitas Teater dan Sastra Perwira (KATASAPA) Purbalingga.   

pernah tersiar di Radar Banyumas