Minggu, 26 Mei 2024

PENTAS SENI AWALI PENGUKUHAN DEWAN KESENIAN PURBALINGGA DAN PEMBUKAAN PAMERAN LUKISAN NYULED

 Pembacaan puisi oleh Ikrom Rifa’i, Agustav Triono dan Trisnanto Budidoyo dari Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga mengawali acara pengukuhan pengurus Dewan Kesenian Purbalingga sekaligus pembukaan pameran lukisan Nyuled. Acara tersebut digelar Sabtu (25/05/2024) di panggung terbuka kompleks GOR Mahesa Jenar, Purbalingga. Selain pembacaan puisi juga ada penampilan musik akustik dan wayang kleang oleh Ki Tejo Asmoro dengan lakon Cupu Manik Astagina. Wasis Andri Wibowo, Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Purbalingga yang mewakili Bupati Purbalingga membuka dan mengukuhkan pengurus Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) masa bakti 2022-2027. Wasis berharap dengan keberadaan pengurus DKP bisa bersinergi bersama pemerintah daerah dalam ikut melestarikan dan memajukan kesenian dan kebudayaan di kabupaten Purbalingga.

 Ketua Dewan Kesenian Purbalingga, Trisnanto Budidoyo bersama jajaran pengurus mengatakan siap bersama dengan pemerintah daerah melaksanakan program-program yang menunjang pelestarian dan pemajuan kesenian. “Nantinya setiap komite akan melaksanakan program-program yang tentunya menggandeng komunitas-komunitas seni, seperti malam ini ada pembukaan pameran lukisan diawali pentas seni sastra, musik dan wayang.” Harapannya antar seniman berbagai genre bisa silaturahmi dan bertegur sapa. Perlu diketahui kepengurusan DKP sudah terbentuk akhir tahun 2023. Kepengurusan tersebut melanjutkan kepengurusan di bawah kepengurusan DKP antarwaktu 2020-2022 yang diketuai Bowo Leksono.

 Wendro Tanjung, panitia pelaksana pameran lukisan Nyuled sekaligus komite seni rupa mengatakan pameran Lukis tersebut diikuti 29 pelukis Purbalingga. “Pameran ini berlangsung dari tanggal 25 sampai 27 Mei 2024. Diikuti pelukis dari berbagai komunitas perupa Purbalingga maupun individu. Selain ada pameran kita juga menggelar lomba menggambar untuk anak usia 10-14 tahun yang diikuti 50 peserta, harapannya ada regenerasi muncul bibit-bibit baru perupa Purbalingga,” imbuhnya. Sedangkan tajuk pameran yaitu Nyuled menurut Wendro yang juga pegiat komunitas seni rupa Peluk&Kiss diartikan sebagai pemantik untuk terus ada kegiatan berkesenian di Purbalingga.   

 Pentas seni yang dihadiri puluhan seniman dan pegiat seni dari lintas komunitas juga mendapat apresiasi dari penonton. Ela Evita salah satu pegiat seni tari mengatakan sangat tertarik dengan acara tersebut. “Selain menikmati pameran lukisan kita juga dihibur oleh penampilan seni baca puisi, musik akustik dan wayang. Saya sangat tertarik dengan tampilan wayang Kleang garapan Ki Tejo Asmoro, selain tontonan juga ada tuntunan di dalamnya,” kata Ela.


(Agustav Triono, komite sastra teater DKP)

Selasa, 25 Januari 2022

LESBUMI PURBALINGGA GELAR PENTAS SENI BUDAYA DALAM RANGKA HARLAH KE 96 NAHDLATUL ULAMA (NU)

 

LESBUMI PURBALINGGA GELAR PENTAS SENI BUDAYA DALAM RANGKA HARLAH KE 96 NAHDLATUL ULAMA (NU)



Merdeka!

Ohoi, ucapkanlah lagi pelan-pelan

Merdeka

Kau ‘kan tahu nikmatnya

Nyanyian kebebasan

 

Ohoi,

Lelaki boleh genit bermanja-manja

Wanita boleh sengit bermain bola

Anak muda boleh berkhutbah dimana-mana

Orang tua boleh berpacaran dimana saja

 

Ohoi,

Politikus boleh berlagak kiai

Kiai boleh main film semau hati

Ilmuwan boleh menggugat ayat

Gelandangan boleh mewakili rakyat

 

Ohoi,

Dokter medis boleh membakar kemenyan

Dukun klenik boleh mengatur kesejahteraan

Saudara sendiri boleh dimaki

Tuyul peri boleh dibaiki

 

Ohoi,

Pengusaha boleh melacur

Pelacur boleh berusaha

Pembangunan boleh berjudi

Penjudi boleh membangun

 

Ohoi,

Yang kaya boleh mengabaikan saudaranya

Yang miskin boleh menggadaikan segalanya

Yang di atas boleh dijilat hingga mabuk

Yang di bawah boleh diinjak hingga remuk

 

Ohoi,

Seniman boleh bersufi-sufi

Sufi boleh berseni-seni

Penyair boleh berdzikir samawi

Mubaligh boleh berpuisi duniawi

 

Ohoi,

Si anu boleh anu

Siapa boleh apa

Merdeka?

 

Puisi berjudul Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja karya KH Mustofa Bisri itu dibacakan oleh seniman muda asal Purbalingga, Yanuar “Gaman“ Wahyudiana dengan penuh ekspresif. Pembacaan puisi tersebut menjadi pembuka acara Gelar Budaya yang diselenggarakan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purbalingga dalam rangka  memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU. Kegiatan tersebut digelar di Bioskop Misbar Purbalingga, Komplek Taman Usman Janatin Purbalingga hari Sabtu malam (22/01/2022) 

Pentas seni budaya selain diisi pembacaan puisi juga pentas teater, orasi budaya, musik religi, dan seni bela diri Pagar Nusa. Dalam orasi budayanya, KH Ahmad Muhdzir, ketua PCNU Purbalingga menyampaikan bahwa agama dan budaya memang dua hal yang berbeda. Akan tetapi perbedaan ini bukanlah hal yang perlu dibenturkan. Selanjutnya kiai Muhdzir mengatakan agama bukan untuk merusak budaya bahkan budaya bisa digunakan untuk siar agama. Dia berharap kegiatan seni budaya yang diselenggarakan Lesbumi itu perlu lebih sering digelar.


Pertunjukan utama pentas malam itu adalah pentas teater Lesbumi Purbalingga. Dengan mengambil latar belakang sejarah berdirinya NU, naskah yang disusun oleh Agustav Triono, sekretaris Lesbumi Purbalingga ini cukup berhasil menggambarkan kisah berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Trisnanto Budidoyo, ketua Lesbumi Purbalingga yang didapuk menjadi sutradara menyampaikan bahwa sejarah berdirinya NU cukup panjang jadi dia menggarap dengan meringkas bagian yang penting dan ditampilkan pengisah yaitu dalang. Para pemain yang terlibat yaitu Ikrom Rifai memerankan KH Hasyim Asy'ari, Agustav Triono memerankan KH As'ad Syamsul Arifin, Trisnanto Budidoyo memerankan KH Abdul Wahab Hasbullah, Aditya Verdiansyah memerankan santri serta Zulfikar sebagai dalang.


Penampil yang lain yaitu kolaborasi musikalisasi puisi yang apik oleh Ryan Rachman dan Arin Hidayat. Ryan yang juga ketua Katasapa Purbalingga ini membaca puisi yang berjudul Mahabbah sedangkan Arin Hidayat mengiringinya dengan petikan gitar. Selain itu ada penampilan yang atraktif dari seni bela diri Pagar Nusa Purbalingga. Menurut Ketua Lesbumi Purbalingga, Trisnanto Budidoyo, ke depan kegiatan pergelaran seni budaya semacam ini akan terus diselenggarakan Lesbumi Purbalingga.

Rabu, 22 Desember 2021

PROFIL TEATER TUBUH PURWOKERTO

 


PROFIL TEATER TUBUH PURWOKERTO




Teater Tubuh adalah organisasi kesenian yang utamanya berkegiatan di bidang seni teater modern. Selain itu juga mengembangkan kegiatan seni lainnya di bidang sastra, film dan juga kesenian berbasis seni tradisional. Salah satu ciri khas dari pementasan Teater Tubuh adalah selalu mengangkat seni tradisi Banyumasan baik dari segi naskah cerita maupun artistik lainnya.    

Teater Tubuh Purwokerto berdiri tanggal 1 Juli 1986. Pada mulanya bermarkas di Sanggar Dharmo Yuwono Purwokerto kemudian sejak tahun 2001 sekretariatnya berpindah ke Jl. Dr. Soeparno no.40. RT 03/ RW I kelurahan Karangwangkal, kecamatan Purwokerto Utara, kabupaten Banyumas. Narahubung : 081542949692 (Bambang Wadoro), 085647644746 (Agustav Triono).

 

 

 Pengurus Teater Tubuh Purwokerto terdiri dari Ketua : Bambang Wadoro, Sekretaris : Agustav Triono, Bendahara : Rone Yuliar. Selain itu ada beberapa pengurus bidang-bidang dan anggota aktif antara lain yaitu Setyo Wibowo, Bagus Satria, Wage Teguh Wijono, Agus Prasetio, Randhi H, Yudiono Aprianto, Jarot C. Setyoko, Agus Sutopo, Heri Mulyono, Sadono, Krishna, Lili Kuswati, Latifah Pramesti Maharani, Ashar Bakhtiar, Prabowo, Nur Abdulillah Najih, Yudha Jati dan lain-lain. Anggota teater Tubuh tidak hanya berdomisili di Banyumas saja tapi juga dari Cilacap dan  Purbalingga.   

 

  Pentas teater dan kegiatan lain yang telah dilaksanakan/diikuti :

1.       Mengikuti Jambore Teater Se Eks Karesidenan Banyumas membawakan naskah Graffito karya Akhudiat bulan Oktober 1986, di Gedung Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto dengan hasil sebagai Penyaji Terbaik I, memperoleh 3 unggulan yaitu Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik, dan Setting Terbaik.

2.       Mengikuti Lomba Drama Berbahasa Jawa tingkat Kabupaten Banyumas, tahun 1987 (Festival) di Gedung Gurendra Sarwa Mandala dengan hasil sebagai Penyaji Terbaik I, memperoleh 3 unggulan yaitu Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik dan Setting Terbaik.

3.       Mengadakan pentas teater berjudul "Opera Wereng Coklat” (Kerajaan Burung), karya Saini KM, tahun 1987, di Gedung Soetedja Purwokerto.

4.       Mengikuti Festival Drama Berbahasa Jawa Tingkat Propinsi dengan judul “Memedi Urip”, tahun 1987 di Balai Kota Semarang, dengan hasil sebagai Juara harapan.

5.       Mengikuti Lomba Dramatisasi Puisi Tingkat Karesidenan Banyumas, tahun 1988, di Patikraja dengan hasil sebagai Juara I.

6.       Mengikuti Lomba Sandiwara Radio Penanggulangan Tempe Bongkrek tingkat kabupaten Banyumas dengan judul “Kuburan Reksa Menggala Pengeling-eling” karya Bambang Wadoro. Tahun 1988 di RRI Purwokerto, dalam rangka Harkitnas, dengan hasil sebagai Juara II.

7.       Pentas dengan membawakan naskah berjudul “Marto Klungsu dari Leiden” karya Darmanto Jatman,  Februari 1988 di Patikraja, Mei 1988 di Ajibarang, Juli 1988 di Balai Kelurahan Purwokerto Kulon.

8.       Pentas dramatisasi puisi "Marto Klungsu Dari Leiden" karya Darmanto Jatman, bulan September 1988, dalam rangka Supervisi Kebudayaan Depdikbud Propinsi Jawa Tengah di Gedung Gurendra Sarwa Mandala.

9.       Mengikuti Sayembara Penulisan Naskah Sayembara Berbahasa Indonesia untuk remaja, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, tahun 1988, dengan hasil sebagai naskah terpilih tingkat Nasional. Judul “Pengadilan Semut”

10.   Melaksanakan kegiatan Lomba Akting Heroik Terbuka, tahun 1989, memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 44, di Balai Kelurahan Kranji dan final di President Teater Purwokerto.

11.   Mengikuti Lomba Obrolan Logat Banyumasan tingkat Karesidenan Banyumas tahun 1990, di gedung Langen Tirta Kembar Purwokerto dengan hasil sebagai Juara I.

12.   Mengikuti Festival Teater Islam se-Jawa Tengah, Oktober 1990 di Semarang, sebagai penyaji Terbaik II dan Aktris Terbaik I.

13.   Aktif dalam kegiatan hiburan masyarakat kota Purwokerto. Pementasan film dan pentas Teater, Sunday Morning Special Show pada bulan Januari 1991, Juli 1991 dan Oktober 1991 dengan membawakan naskah-naskah komedi.

14.   Pentas teater “Gerr...”, karya Putu Wijaya, Juni 1990 di Gedung Balai Cundo Manik Purwokerto dalam rangka Ulang Tahun Teater Tubuh Purwokerto yang ke 4.

15.   Pentas teater “Cupu Manik Tirta Amarta” (Termos Ajaib), Oktober 1990 di Gedung Bioskop Presiden Purwokerto,

16.   Pentas teater naskah “Iblis”, karya Mohammad Diponegoro, Oktober 1990 di Gedung Ngesti Pandowo Semarang (Festival Teater Islam se-Jawa Tengah) dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW.

17.   Pentas teater “Pelajaran-pelajaran”, karya Bakdi Sumanto, Januari 1991 di Gedung Bioskop Presiden Purwokerto.

18.   Pentas teater “Dua Yudhistira” 14 Juni 1993 di Gedung Gurinda Sarwa Mandala.

19.   Pentas teater “Syekh Siti Jenar” karya Saini KM tahun 1994.

20.   Pentas teater “Ronggeng Dukuh Paruk episode Bukak Klambu” adaptasi Novel Ahmad Tohari tahun 1996 dalam rangka Festival Teater Jawa Tengah, meraih Juara 1.

21.   Pentas teater “Asmaradhana Pasir Luhur” karya Bambang Wadoro tahun 2002 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) dalam rangka Festival Teater Jawa Tengah, menjadi Penyaji Terbaik.  

22.   Pentas teater “Gendhakan” karya Bambang Wadoro pentas keliling di Gedung BPD Purwokerto dan UMP Purwokerto tahun 2003, di Gedung Wanita Tegal tahun 2004 dan di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Surakarta tahun 2005.

23.   Pentas teater “Pengadilan Semut” karya Bambang Wadoro di Gedung BPD Purwokerto tahun 2008 dengan bintang tamu Bupati Banyumas.

24.   Menyelenggarakan Festival Teater Banyumas tahun 2010 bertempat di Gedung Korpri. Diikuti teater sekolah, kampus dan umum.

25.   Menyelenggarakan event nasional Road Show “Puisi Menolak Korupsi.” Kegiatan ini terdiri dari Lomba Baca Puisi tingkat pelajar, mahasiswa, dan umum, Pentas baca puisi sastrawan nasional, dan diskusi antikorupsi. Pada tanggal 25-26 Januari 2014 bekerja sama dengan LPPM Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

26.   Pentas teater “Pulebahas Gugat” karya Bambang Wadoro Desember 2016 di Taman Kota Andhang Pangrenan.

27.   Pentas teater “Rahuwana Jendra” karya Jarot C. Setyoko Desember 2017 sebagai pentas perdana peresmian Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto.

28.   Pentas teater “Palagan Usai Perang” karya Jarot C. Setyoko tahun 2018 di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto.

29.   Pentas teater “Mbok Minah Terpidana” karya Jarot C.Setyoko taun 2019 di Gedung Soetedja Purwokerto dan di Aula RRI Semarang (Festival Teater Jawa Tengah)

30.   Pentas musikalisasi puisi Panggung Kahanan Banyumas dengan judul “Kehamilan Ibu” karya Bambang Wadoro Agustus 2020 di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto.

31.   Produksi film pendek “Ngiwung” skenario Bambang Wadoro, sutradara Setyo Wibowo tahun 2020.

32.   Pentas naskah drama dagelan “Kursi Bodhol” karya Bambang Wadoro tahun 2021 di Gedung Kesenian Soetedja Purwokerto.

33.   Produksi karya video “Plesir maring Museum Anyar” karya Bambang Wadoro tahun 2021.  

34.   Kegiatan lainnya antara lain yaitu pelatihan teater, pelatihan baca puisi, mengisi workshop teater di sekolah dan kampus, mengadakan diskusi seni, malam baca puisi tahun baru, diundang mengisi pentas kecil berupa musikalisasi puisi atau drama pendek di beberapa acara, diskusi sastra dan lain-lain.

Minggu, 07 Maret 2021

Puisi Manusia Laut, Lelaki Sunyi, dll

Puisi-puisi Agustav Triono

 

Manusia Laut

 

Dia arungi laut setiap hari

Pahlawan bagi anak istri

Menjaring ikan-ikan berenang

Dari keringatnya netes doa dan harapan

Menyatu pada air lautan

 

2021

 

 

Lelaki Sunyi

 

Lelaki sunyi suntuk cermati puisi

Mengelana di setiap belantara kata

Angin malam memiuh tak dihirau

Suara parau lamat terdengar lirih

Saat baca larik sepi

Selami dunia imaji

Metafora dan diksi bertubi-tubi

Sesaki ruang batinnya

Lelaki sunyi tenggelam dalam puisi

 

Januari, 2021

 

 

 

Ombak

 

Kisah dan cerita mengombak

Oleh angin pantai

Di tepinya embus napas kau aku menyatu

Pada janji-janji masa

Dirawat sepenuh cinta

 

2021

 

 

 

Tentang Laut

 

Tentang laut, apa hanya air melimpah

Gelombang, ombak, dan badai saja

Panas menggarang, dingin menusuk tulang

Atau ikan udang meruah semata

 

Pada pasang surutnya kita baca

Tentang tanda juga cuaca

Tak cuma desir angin

Di pantai mengaburkan ingin

 

Adalah renung sedalam palung

Pula tegar sekokoh karang

Sematkan makna di kemudi kapal

Saat arungi samudera kehidupan

 

2021

 

 

 

Memandang Hujan

 

Memandang hujan dari balik jendela

Kisah silam menerpa wajah

Pada tempias airnya

Membasah sedikit kenang

Pada hujan suatu waktu

Cerita membekas sanubari

Sarat luka perih

Segera kututup jendela

Agar hujan tak kirim angin basah

Bikin lamun kian resah

 

Januari, 2021

 

 

 

Napas Sawah

 

Sawah memamerkan moleknya

Tersorot matahari jelang dhuha

Lelaki bercaping dan berlumpur doa

Bersetubuh padanya

 

Ayunan tangan bekerja adalah zikir

Ia napasi dengan telaten meski kadang getir

Agar saat panen tiba

Di rumah semringah penuh senyum dan tawa

 

Januari, 2021

 

 

 (Pernah dimuat di Suara Merdeka Minggu, 28 Februari 2021)

Minggu, 17 Januari 2021

Puisi-puisi : Di Halaman Rumah, Catatan Gerimis, Malam Engkaukah, Waktu Antara

 

Puisi-puisi Agustav Triono

DI HALAMAN RUMAH



Sesaat terpaku menghitung detik waktu

Merasai detak dalam jantung hari

Mengembun serpih kenang

Basah di pucuk-pucuk pohon belimbing

Di halaman rumah kusaksikan daun-daunnya kuning

Terhembus angin kepagian

Tanggal mengotori halaman

Ku punguti satu-satu sebagai laku

Agar tak ditikam hari lalu



Juni, 2020
    




CATATAN GERIMIS



Siang penat suara rintik mendekat

Kau berkabar lewat angin berhembus pelan

Gerisik dedaun di halaman terdengar melankoli

Menebalkan rindu kian lepuh

Catatan-catatan muram timbul tenggelam



Dan gerimis turun

Netes pada kertas bertulis puisi ini



Mei, 2020 






MALAM ENGKAUKAH


Malam, engkaukah yang menyapa dari luar jendela

Mengajakku mengelana susuri jalanan kota

Nikmati temaram lampu-lampu

Mengaduk-aduk kisah memungut sisa-sisa siang



Malam, bisikanmu mampukah luruhkan serbuk kelam

Agar cerita lalu tenggelam



Malam, biarlah segala dongeng masa silam

Menjadi asap pengantar istirah

Agar esok saat percakapan-percakapan pagi

Cerita dan kisah segera berganti



Mei, 2020






WAKTU ANTARA


Apa yang kau harap dari waktu antara

Ruang tunggu yang pengap

Berdinding cat muram

Kau kan setia menanti

Atau berjingkat mencari celah

Atau cukup menikmati apa adanya

Sambil melamun yang terjadi nanti

Atau kau malah mengubah ruang tunggu ini

Menjelma tempat menyenangkan

Mengecat dinding berwarna-warni

Lantainya dipel tiap hari

Lampu-lampu temaram

Ganti serupa cahaya hati

Sambil kumpulkan bekal

Melakoni waktu antara

Dengan terus mengingat penuh hikmat 

Agar debu dan peluh tak lekat



Mei, 2020


(Puisi-puisi tersebut pernah dimuat media online sastra teplok.id bulan Juni 2020)